Sabtu, 03 November 2012

Kisah Tukang Kayu Dan Rumah Untuknya

Dikisahkan ada seorang tukang kayu yang sudah berumur. Dia sudah mengabdikan dirinya menjadi tukang kayu dan sudah banyak sekali karya emas yang telah dia hasilkan selama dia menjadi tukang kayu. Umurnya saat ini sudah tak lagi muda. Dia mempunyai rencana menikmati hari tuanya bersama anak dan cucunya. Akhirnya dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya itu meski dia sadar, dia akan kehilangan sumber penghasilannya. Tapi dia sudah memikirkannya dengan matang, dia sudah tua dan ingin berhenti.



Akhirnya dia pergi menghadap pimpinan tempat dia bekerja selama ini. Dia menceritakan semua keinginannya tadi kepada sang pimpinan. Sebenarnya pimpinan sangat berat mengabulkan keinginan pegawai nya ini. Karena sang pimpinan sadar benar dia akan kehilangan tukang kayu terbaik yang dia miliki selama ini. Namun melihat kebulatan tekad dan keinginan tukang kayu yang kuat akhirnya permintaannya dikabulkan namun dengan satu syarat.

Syaratnya adalah pimpinan meminta sang tukang kayu untuk membuat satu rumah lagi untuk yang terakhir kalinya. Lama sang tukang kayu berfikir, dan lalu dengan berat hai menjawab, "Boss, aku sudah berniat untuk pensiun sekarang, namun demi pengabdianku selama ini, aku terima persyaratan itu. Namun mungkin juga saya mengerjakannya dengan tidak sungguh-sungguh".

http://bangdir.files.wordpress.com
Mendengar jawaban dari tukang kayu sang pimpinan hanya tersenyum dan menjawab, "Gunakanlah semua kemampuan yang kau miliki, kerjakanlah dengan sepenuh hatimu, dan kau aku bebaskan untuk memilih bahan-bahan terbaik yang pernah ada dan yang kau tahu".

Tukang kayu hanya mengangguk sambil berlalu. Dia diberi waktu 1 bulan untuk mengerjakannya, dan setelah itu pimpinannya akan menjenguk dan melihat hasilnya.

Sang tukang kayu memulai pekerjaannya. Dia sudah tak lagi bergairah dalam mengerjakannya. Dia mengerjakannya sudah dengan setengah hati. Dia memotong kayu dengan asal-asalan, memilih bahan seadanya dan bukan yang terbaik. Sungguh sayang sekali tukang kayu memilih mengakhiri karir cemerlangnya dengan hal yang kurang baik. Namun itu semua adalah pilihan dia sendiri.

Akhirnya satu bulan telah berlalu dan rumah itupun jadi. Tibalah sang pimpinan datang untuk memeriksa hasil pekerjaan tukang kayu itu. Sebelum dia masuk ke rumah, tiba-tiba pimpinan itu berbalik dan menyerahkan kunci rumah itu kepada si tukang kayu.

"Ini adalah rumahmu. Ini adalah hadiah dariku untukmu setelah pengabdianmu yang luar biasa kepadaku selama ini. Terima lah pemberianku ini", ucap sang pimpinan kepada tukang kayu.

Seketika itu tukang kayu terhenyak dan tak bisa lagi mengucapkan kata-kata. Dia sangat menyesal. Rumah yang dibangunnya dengan setengah hati itu ternyata adalah rumahnya sendiri. Rumah yang bahan bahannya diambil dari bahan kualitas rendah itu adalah rumahnya. Seandainya saja dia tahu bahwa rumah itu nanti akan diberikan untuknya, tentu dia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.


Sahabat alqo yang baik hatinya, cerita diatas sangat sering terjadi di dunia nyata. Dan itulah sebenarnya inti dari hidup ini. Saat kita bekerja, meskipun saat ini kita bekerja sebagai karyawan, sebenarnya adalah kita bekerja untuk diri kita sendiri. Untuk membangun rumah kita sendiri. Bukan untuk pimpinan kita atau orang lain. Maka, bekerjalah dengan sungguh-sungguh, jangan dengan setengah hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar