Dikisahkan ada seorang pemuda, kira-kira berumur 24 tahun duduk disebelah jendela sebuah gerbong kereta. Saat itu kondisi gerbong kereta lumayan penuh. Dia bersama ayahnya rupanya naik kereta karena hendak pulang.
Nampak wajah pemuda itu berseri-seri, dia begitu takjub dengan pemandangan sawah nan hijau di pedesaan yang saat itu dilewati gerbong keretanya. Wajahnya tak sanggup menyembunyikan kegembiraannya.
Tak lama kemudian dia berkata kepada ayahnya dengan setengah berteriak, "Ayah..Ayah..coba lihat pohon-pohon itu!! mereka berjalan mengikuti kita..".
http://4.bp.blogspot.com |
Sang ayah hanya tersenyum dan mengangguk, dia sangat senang melihat celoteh anak bungsunya tersebut. Didepan pemuda itu duduklah sepasang suami istri yang mengamati tingkah laku pemuda itu dengan pandangan yang kurang enak. Terlihat sekali mereka sangat risih melihat tingkah pemuda itu yang sangat kekanak-kanakan.
Kereta terus melaju kencang, beberapa saat kemudian pemuda itu kembali berteriak. "Ayah lihat itu...itu awan kan?..Bagus yah..mereka juga berjalan bersama kita..tapi mengapa terlihat diam ya? Bagus ayah! Lihat..lihat", ujar pemuda itu.
Sang ayah kembali tersenyum lagi menunjukkan kebahagiaannya.
Namun lain halnya dengan pasangan suami istri di depan mereka, yang sedari tadi berbisik-bisik sendiri seperti menggerutu. Akhirnya mereka tak tahan lagi, si suami kemudian menegur Ayah dari pemuda tersebut.
"Tuan, mengapa tak engkau bawa saja anakmu itu ke rumah sakit jiwa!?", ujar si suami kesal.
Sejenak sang Ayah hanya terdiam mendengar ucapan laki-laki itu. Kemudian sang Ayah tersenyum sambil berkata, "Kami baru saja kembali dari rumah sakit tuan".
"Syukurlah kalau begitu! Kenapa tidak tinggal saja disana!?" ,sanggah laki-laki itu menyela jawaban sang Ayah.
"Kami baru saja kembali dari rumah sakit tuan. Anak saya ini menderita kebutaan sejak dia terlahir kedunia. Dan hari ini dia baru saja selesai menjalani operasi pemulihan mata, dan hari ini pula dia pertama kalinya melihat keindahan dunia ini dengan mata kepalanya sendiri. Mohon maaf jika mengusik ketenangan tuan dan nyonya", jawab sang Ayah.
Suasana seketika menjadi hening tanpa suara. Pasangan suami istri itu menjadi sangat malu dan diam seribu bahasa.
Sahabatku yang baik budi pekertinya, ada baiknya jika kita berfikir dulu sebelum kita berkata sesuatu. Agar tidak terjadi penyesalan atau salah bicara yang berakibat fatal kepada kita. Sungguh, kadangkala apa yang terlihat oleh kita tak berarti yang sebenarnya. Kadang kita hanya melihat sisi bagian luarnya saja.
Setiap orang memiliki cerita hidup dan masa lalu masing masing yang tidak semua orang tahu. Karenanya tidak perlu kita memvonis seseorang buruk hanya dengan melihat sisi luarnya saja. Barangkali saja bila anda mengetahui kondisi sebenarnya anda akan tercengang. Oleh karena itu, Berfikirlah Dahulu Sebelum Bicara.
☺♥☀
BalasHapus