Minggu, 28 Oktober 2012

Biji Itu Tidak Bertunas

Disebuah kerajaan disebuah daerah nan jauh, hiduplah seorang raja bijak yang tak mempunyai keturunan dari istri dan selir-selirnya. Baginda raja begitu resah karena hal ini, sementara dia harus segera menyerahkan tahta kerajaannya mengingat usianya yang semakin renta.

Akhirnya baginda raja memutuskan untuk mengadakan sayembara mencari seorang yang tepat untuk menggantikan kedudukannya. Segeralah diumumkan ke seluruh pelosok negeri tentang sayembara ini. Penyeleksianpun segera dilaksanakan ribuan orang datang untuk mencoba peruntungannya. Setelah melalui serangkaian seleksi ketat, akhirnya terpilih delapan orang terbaik yang akan mengikuti tes terakhir yang dilakukan oleh baginda raja sendiri.


http://3.bp.blogspot.com/

Tibakah saat yang ditunggu. "Anak-anak ku, kalian adalah orang yang terpilih untuk nantinya akan meneruskan tahta kerajaan dan mengemban tugas mensejahterakan rakyat. Tugas ini tidaklah mudah karena dibutuhkan kebijaksanaan dan keikhlasan mengabdi untuk kesejahteraan rakyat kita. Sekarang sebagai ujian terakhir kalian, masing-masing aku berikan kalian 5 biji bibit tanaman. Rawat baik-baik biji itu, hingga menjadi tanaman yang subur dan indah. Dua minggu lagi datanglah kembali disini untuk aku pilih mana yang terbaik".

Dua minggu berlalu dengan cepat dan tibalah saat dimana mereka para terpilih untuk menunjukkan hasil dari biji bibit tanaman yang baginda raja berikan kepada mereka. Ketujuh peserta membawa pot dengan tanaman yang sangat indah, sangat sulit jika harus memilih diantara ketujuhnya. Namun ada satu kontestan, yang ke delapan datang dengan muka sedih dan tertunduk lesu. Namoak pot tanaman yang ia bawa hanya berisi tanah basah tanpa ada tanaman yang tumbuh.

"Mohon ampun Baginda Raja, Saya benar-benar mohon ampun. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk merawat biji benih yang Baginda berikan kepada saya, namun setelah dua minggu saya rawat, tak satupun biji itu yang tumbuh. Entah apa yang salah, namun yang pasti saya telah berusaha semaksimal mungkin. Sekarang saya menyerahkan semua keputusan kepada Baginda Raja", dengan lantang pria itu berkata.

Seketika tawa hinaan datang dari kontestan lain kepada kontestan tadi. Suasanapun menjadi riuh. Baginda Rajapun terlihat tersenyum lebar, lalu menghampiri anak muda tersebut. "Anakku, aku sungguh bersyukur karena di negeri ini masih ada pemuda sepertimu, yang tetap menjunjung tinggi kejujuran", ucap sang Baginda Raja.

Seketika suasana menjadi hening, semua orang yang hadir kebingungan dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Baginda Raja. 

"Sebelum aku memberikan biji itu kepada kalian, aku lebih dulu merebus biji itu hingga biji itu menjadi mati dan tidak mungkin bisa tumbuh lagi. Meskipun kalian berusaha seperti apapun biji itu tidak akan pernah tumbuh. Aku telah menemukan siapa penerusku nanti. Seseorang yang berani berkata jujur didepan banyak orang, disaat ia dituntut untuk tampil sempurna, dialah Raja calon penerusku!", teriak Raja sambil menunjuk pemuda jujur tadi.

"Pengawal!!! Tangkap ketujuh pemuda itu, dia telah berani membohongi Raja mereka!", titah Raja kepada para pengawal istana.

Sahabat alqo yang jujur hatinya, kejujuran itu mutlak dibutuhkan dalam kondisi apapun dan dimanapun kita berada. Karena kejujuran itu mata uang yang berlaku dimana-mana. Meskipun kita adalah orang tidak punya, namun jika kita memiliki kejujuran, maka hidup lita akan nyaman dan tentram, karena kita kaya hati. Tak ada lagi keraguan, kejujuran adalah salah satu syarat untuk hidup bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar