Minggu, 21 Oktober 2012

Jejak Kaki Penuh Makna

Dikisahkan ada sepasang suami istri yang sudah menikah cukup lama namun belum juga di karuniai anak. Berbagai cara dan upaya ditempuh dan akhirnya mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang tampan. Namun ada yang tidak beres dengan anaknya tersebut. Ternyata anaknya menderita kelainan otot bawaan sehingga anak itu memiliki otot kaki yag kecil dan lemah.


http://jasionline.com

Akhirnya mereka memeriksakan anaknya ke dokter. Dokterpun memberikan saran agar mereka bersabar dan melakukan satu hal yang diluar kebiasaan. Jika ingin melihat anak mereka kelak mampu berjalan dengan kaki dia sendiri, mereka harus tega membiarkan anak mereka berjalan sendiri menggunakan kakinya sendiri saat dia masih kecil. Meskipun dia jatuh, dan terluka pun biarkan saja. Sungguh berat memang, namun tidak ada cara lain.

Sembilan tahun berlalu, anak mereka sudah duduk di sekolah dasar. Hari itu turun salju cukup lebat, hingga seluruh kota tertutup salju sangat tebal. Seperti biasa setelah jam sekolah usai anak itu menunggu orang tua mereka menjemput di depan sekolah meskipun jarak sekolah dengan rumah nya tak kurang dari satu kilometer saja. Lama anak itu menunggu. Lama sekali orang tuanya tak kunjung datang.

Sang anakpun menangis dan akhirnya dia berusaha berjalan sendiri untuk pulang. Dalam hatinya berucap,"Ayah dan Ibu sangat kejam. Mereka jahat! Mereka membiarkan aku pulang sendiri kerumah yang jauh!"

Setiap dia melangkah di jalan yang tertutup salju tebal di terjatuh. Sangat sulit baginya untuk berjalan di medan sesulit ini. Setiap kali dia terjatuh diapun berucap, akan membenci orang tuanya seumur hidupnya. Setiap dia jatuh, dia berusaha untuk bangkit dan berjalan lagi, hingga kakinya berdarah dan luka. Dia tidak peduli yang dia pikirkan bagaimana caranya bisa sampai kerumah.

Akhirnya rumahnya mulai terlihat, dia mulai kelelahan. Namun dia tetap berusaha berjalan meski dengan tertatih-tatih sambil menangis. Saat dia sampai dihalaman rumahnya, pintu rumahnya terbuka lalu Ibunya berlari memeluk anaknya sambil menangis diikuti sang Ayah.

"Anakku kamu hebat sekali. Kami bangga denganmu. Kami tahu kamu sangat menderita. Kami melihatmu dari jauh setiap langkah dan kejatuhanmu. Maafkan Ayah dan Ibumu yang tidak membantumu, namun kami melakukan itu demi masa depanmu nak.", ucap sang Ibu sambil menangis.

"Lihatlah kebelakang! Jejak kaki itu. Itu adalah bukti bahwa kau mampu berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain nak. Kau sangat luar biasa! Hari ini kamu berhasil melalui jalan yang sulit nak.", lanjut sang Ayah.

"Ingat nak, harimu kedepannya masih sangat panjang dan tidak mudah. Namun melihatmu hari ini, Ayah dan Ibu yakin kamu akan sanggup melaluinya tanpa bantuan kami. Tanpa mesti harus bertopang pada bantuan orang lain", lanjut sang Ayah.

Sang anak lalu larut dalam tangis bahagia, karena ia mengerti ternyata orang tua mereka sangat menyayanginya. 


Sahabat alqo, kita sebagai orang tua kadang mesti harus membiarkan anak kita berusaha menyelesaikan mesalah mereka sendiri. Jangan terus menerus membantu mereka menyelesaikan masalah mereka. Ajarkan kepada mereka kemandirian, tanggung jawab dan ketegasan akan hidup. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar