Sudah lama dia ingin sekali menyusun batu bata yang dulu saat dia kecil dia anggap sangat menarik. Segera saja dia bergegas belajar mencampur pasir dan semen untuk menyatukan batu bata itu. Disusunlah batu bata pertama, dia beri semen, di letakkan lagi batu bata selanjutnya, dan seterusnya. Dia sangat menikmati pekerjaannya. Hingga tak terasa sudah berdiri setengah dinding, lalu dia bangkit mengusap peluh di dahinya. Dia mulai memandangi hasil pekerjaannya. Bagus juga pikirnya.
Eh, ada yang mengganggu penglihatannya. Dia mulai menghitung, ada empat batu bata yang terlihat miring dan tak serapi batu bata yang lain. Dia sangat kecewa dengan hal itu, lalu dia bergegas menemui pemuka agama, dan berniat merobohkan dinding itu lalu membnagunnya lagi dari awal. Dia berjanji akan memperhatikan kerapiannya. Namun niat itu ditolak pemuka agama.
http://pixabay.com |
"Dinding sudah berdiri setengah, lanjutkan saja pekerjaanmu anak muda, dinding itu tak perlu dirobohkan", jawab pemuka agama itu.
Dengan perasaan kecewa, pemuda tadi melanjutkan pekerjaannya dengan hati-hati agar tidak mengulangi kesalahannya lagi. Dan akhirnya dinding telah selesai berdiri sepenuhnya.
Hingga suatu hari ada kunjungan dari pemimpin dari ibukota ingin melihat lihat tempat ibadah yang dibangun itu, karena memang terdengar kabar tempat ibadah itu memang sangat megah dan besar. Pemuda itu pun mendapat kehormatan mendampingi pemimpin itu untuk berkeliling melihat-lihat bangunan itu. Saat sedang berkeliling, tiba-tiba pemimpin itu menghentikan langkahnya tepat didepan dinding yang pemuda tadi permasalahkan.
"Lihat dinding ini, unik sekali. Terlihat sangat indah", ucap pemimpin itu.
"Apanya yang indah pak? Coba baoak lihat empat batu bata itu, dia tersusun miring dan tidak rapi, tidak seperti bata yang lain yang tersusun rapi.", sanggah pemuda itu.
"Seperti yang kau katakan anak muda, justru keempat bata itu yang terlihat unik. Coba lihat dinding disebelah, tidak ada yang istimewa. Semua bata tersusun rapi, tidak ada yang menarik.", lanjut pemimpin itu.
Baru kali ini dia menyadari bahwa ada sudut pandang lain jika dia mau sedikit berfikir. Yang bisa menegaskan bahwa hal yang terlihat jelek dan salah bisa jadi terlihat unik dan menarik jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
Sahabatku yang baik hatinya, tidak ada kesempurnaan didunia ini. Kesempurnaan hanya milik Tuhan. Tidak perlu meratapi kekurangan dan kesalahan yang telah kita perbuat. Gunakan kesalahan itu sebagai pelajaran penting untuk tidak mengulanginya dimasa yang akan datang. Begitu pula dengan kekurangan yang ada, jadikan itu sebagai pelecut semangat kita untuk bisa mencapai kelimpahan yang kita inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar